LAPORAN
PRAKTIKUM
TEKNOLOGI
PEMBENIHAN
(
Teknik Hipofisasi )
OLEH :
Muh. Risal RG
STK 49020
BUDIDAYA
PERAIRAN
SEKOLAH TINGGI
TEHKNLOGI KELAUTAN
(STITEK) BALIK
DIWA MAKASSAR
2011
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah Swt, karena
atas Rahmat-Nya laporan ini dapat diselesaikan. Laporan ini kami susun
berdasarkan hasil praktikum di BBI air Tawar Bantimurung serta hasil studi /
penelusuran literatur dari internet bertujuan sebagai pelengkap tugas mata
kuliah kami.
Penyusunan laporan ini dibuat sebagai salah satu tugas
Mata Kuliah “Teknologi Pembenihan”, yang membahas tentang teknik hipofisasi.
Pada kesempatan ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang turut membantu dalam penyusunan
laporan ini hingga selesai.
Makassar, 7 November 2011
Penyusun
Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL.............................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ ii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah...................................................................................... 2
1.3
Tujuan Makalah........................................................................................... 2
1.4
Manfaat Makalah......................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 3
2.1 Hipofisa......................................................................................................... 3
2.2
Ovaprim......................................................................................................... 3
2.3
Biologi Ikan Mas.......................................................................................... 4
BAB III METODOLOGI
3.1
Waktu dan Tempat...................................................................................... 9
3.2
Alat dan Bahan............................................................................................ 9
3.3
Prosedur Kerja............................................................................................. 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan....................................................................................... 11
4.2
Pembahasan................................................................................................ 16
BAB V PENUTUP
5.1Kesimpulan................................................................................................... 18
5.2
Saran............................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan produksi
budidaya air tawar di Indonesia ini sangat pesat. Perkembangan ini terjadi pada
ikan produksi, ikan konsumsi dan ikan hias. Diantara komoditas ikan tersebut
salah satunya adalah ikan mas (Cyprinus
carpio). Peningkatan produksinya pada tahun 2005 – 2007 mencapai kisaran 15
% pertahunnya (MAI, 2008). Peningkatan produksi ini erat kaitannya dengan
produksi benih ikan air tawar itu sendiri. Namun demikian, produksi ikan
memiliki kendala tersendiri dalam pemenuhan permintaannya. Diantaranya yaitu
pemijahan induk yang tergantung musim dan kualitas telur yang tidak menentu.
Solusi yang dilakukan saat ini yaitu dengan melakukan pemijahan buatan induce breeding yang menggunakan
ransangan hormonal pada stadia induk.
Stadia
induk adalah ikan yang memiliki kemampuan untuk bereproduksi. Dalam stadia ini
gonad ikan betina sudah dapat meproduksi telur dan ikan jantan sudah dapat
memproduksi sperma. Gonad sebagai organ reproduksi ikan merupakan salah satu
dari 3 komponen yang terlibat dalam reproduksi ikan, selain sinyal lingkungan
dan sistem hormon. Dalam proses pematangan gonad, sinyal lingkungan yang
diterima oleh sistem saraf pusat ikan itu akan diteruskan ke hipotalamus.
Akibatnya, hipotalamus melepaskan hormon GnRH (Gonadotropin realizing hormone)
yang selanjutnya bekerja pada kelenjar hipofisa. Hipotalamus dan hipofisa
terletak di otak belakang ikan. Hal ini menyebabkan hipofisa melepasakan hormon
Goadotropin-I yang berkerja pada gonad. Akibat kerja hormon gonadotropin-I
tersebut, gonad dapat mensintesis testoteron dan estradiol-β. Estradiol-β
selanjutnya akan merangsang hati mensintesis vitologenin yang merupakan bakal
dari kuning telur. Vitologenein tersebut kemudian dibawa oleh aliran darah
menuju gonad dan secara selektif akan diserap oleh Oosit. Akibat menyerap
vitologenin, oosit tumbuh membesar sampai kemudian berhenti apabila mencapai ukuran
maksimum (pada ikan mas, ukuran oosit adalah 900-1000 mikron meter). Setelah
mencapai ukuran tersebut, telur tidak mengalami perubahan apapun. Pada kondisi
ini dikatakan bahwa telur telah berada pada fase Dorman atau istirahat dan
menunggu sinyal lingkungan lagi untuk dikeluarkan dari tubuh induk dalam proses
pemijahan.
Lingkungan
tempat hidup ikan bisa menghasilkan sinyal yang kemudian diterima oleh sistem
saraf pusat dan diteruskan ke hipotalamus. Akibatnya, hipotalamus ini
melepaskan hormon GnRH. Hormon ini selanjutnya bekerja pada kelenjar hipofisa.
Akibatnya, hipofisa ini menyekresikan hormon Gondotropin –II yang bekrja pada
gonad. Akibat hormon gonadotropin-II, goanad menyintesis hormon steroid pemicu
pematangan (naturation inducing steroid) yang menyebabkan inti telur mengalami
migrasi dan peleburan, lalu dilanjutkan dengan proses ovulasi. Ovulasi adalah
proses keluarnya telur dari tubuh induk. Telur yang dikeluarkan pada proses
ovulasi tersebut telah mencapai kamatangan fisiologis dan siap dibuahi oleh
sperma.
Perangsangan
pemijahan ikan secara hormonal dilakukan dengan menyuntikan hormon tertentu
kedalam ke tubuh ikan. Hormon tersebut masuk ke dalam sistem sirkulasi darah
ikan dan ketika mencapai organ target (Gonad) langsung berkerja dan mempengaruhi
organ tersebut. Dengan demikian, perangsangan pemijahan secara hormonal ini
merupakan upaya by pass cara kerja hormon dalam sistem reproduksi ikan.
Perangsangan pemijahan ikan secara hormonal ini sanagat bermanfaat untuk :
1. memijahkan ikan yang sistem saraf
pusatnya sulit dipengaruhi oleh sinyal lingkungan atau kalaupun bisa
pembangkitan sinyal lingkungan tersebut sulit dan mahal serta belum
diketahuinya sinyal lingkungan yang bisa mempengaruhi sistem saraf pusat ikan
tersebut.
2. memijahkan ikan diluar musim
pemijahannya (out season), terutama pada ikan yang mengenal musim pemijahan
tertentu.
Hormon
untuk merangsang pemijahan antara lain golongan gonadotropin. LHRH-a, dan
steroid. Gonadotropin adalah hormon berbahan baku protein yang dihasilkan oleh
kelenjar hipofisa. Hormon ini memanipulasi gonad sehingga bisa matang dan
berovulasi. Hormon gonadotropin bisa berbentuk ekstrak kelenjar hipofisa ikan
dan gonadotropin mamalia (seprti HCG = Human chorionic gonadotropin; LH =
luteinizing hormon; FSH = follicle stimulating hormon; dan PMSG = pregnant mare
serum gonadotropin). Penggunaan hormon gonadotropin bisaanya merupakan
kombinasi antara ekstrak kelenjar hipofisa ikan dan gonadotropin mamalia.
LHRH
(luteinizing hormon releasing hormon) adalah hormon dari golongan protein yang
dihasilkan oleh hipotalamus. Hormon ini molekulnya sagat kecil dibandingkan
dengan hormon golongan lainnya, yakni terdiri dari 10 asam amino (dekapeptida).
LHRH sebanarnya sama persis dengan GnRH. Karena LHRH waktu paruhnya pendek
sehingga mudah terurai dari dalam tubuh maka para ahli menciptakan LHRH
sintesis yang lebih tahan. LHRH jenis ini sering dikenal dengan LHRH-analog
(LHRH-a). jika hormon yang digunakan adalah LHRH, berarti manipulasi yang
dilakukan berada pada tingkat hipofisa.
Disebagian
besar masyarakat belum mengetahui akan kegunaan dari hormone ovaprim dan
hipofisa. Masyarakat menengah kebawah, umumnya sering menggunakan pemijahan
secara alami dan menunggu waktu atau musim ikan memijah. Sebetulnya, dengan
menggunakan rangsangan hormone dalam tubuh ikan, pemijahan dapat dilakukan
kapan saja asalkan gonad dalam tubuh ikan sudah mengalami pematangan. Tapi
dalam penggunaan kedua hormone tersebut ada perbedaan pengaruh terhadap telur
yang dihasilkan
1.2 Rumusan Masalah
Masalah
yang akan dikaji dalam laporan ini adalah bagaimana pengaruh pemberian
ransangan hormonal dengan penyuntikan ovaprim terhadap induk ikan mas (
Cyprinus carpio).
1.3 Tujuan
laporan
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ransangan hormonal
dengan penyuntikan ovaprim terhadap induk ikan mas ( Cyprinus carpio).
1.4 Kegunaan
Dapat
menggambarkan kepada pembudidaya ikan tentang manfaat dan teknik pemberian
ransangan hormonal dengan ovaprim terhadap induk ikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipofisa
Kelenjar
hipofisa adalah kelenjar yang menghasilkan berbagai hormon, antara hormon yang
berkerja terhadap kelenjar kelamin jantan (testes) Maupun kelenjar kelamin
betina (kantong telur).
Kelenjar
hipofisa ini terletak disebelah bawah bagian depan otak besar (dienchephala)
sehingga jika bagian otak ini diangkat maka kelenjar ini akan tertinggal.
Dengan demikian, untuk mengambil kelenjar hipofisa maka tulang tengkorak harus
di angkat terlebih dahulu.
Kelenjar
hipofisa terdiri dari 4 bagian yang memiliki masing-masing memiliki nama yang
berbeda. Adapun urutan-urutan bagian dari kelenjar hipofisa ini dari dpan
kebelakang adalah Pars tubelaris, pars anterior, pars intermedius dan
neurophysis.
Pars
anterior mempunyai peranan penting bagi pembiakan karena menghasilkan hormon
gonadotropin yang bekerja terhadap gonad. Bagian inilah yang sebenarnya memgang
peranan penting dalam melaksanakan pemijahan. Dalam hormon gonadotropin yang
mampu merangsang pembiakan afalah follicle stimulating hormon (FSH-like Hormon)
dan luteineizing hormon (LH-like hormon).
FSH
bekerja untuk merangsang perkembangan gonad hingga matang kelamin karena
terjadi perubahan manjadi sel telur. LH bertugas untuk meransang ovulasi, yaitu
kelurnya telur dari polikel telur kemudian masuk kedalam saluran telur dan keluar
dari lubang urogenital.
Hipofisa
mengendalikan fungsi dari sebagian besar kelenjar endokrin lainnya. Hipofisa
dikendalikan oleh hipotalamus, yaitu bagian otak yang terletak tepat diatas
hipofisa. Dengan mengetahui kadar hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang
berada dibawah kendali hipofisa (kelenjar target), maka hipotalamus atau
hipofisa sesuai bisa menentukan berapa banyak perangsangan atau penekanan yang
diperlukan oleh hipofisa sesuai dengan akivitas kelenjar target.
Hormon
yang dihasilkan oleh hipofisa tidak semuanya dilepaskan terus menerus. Sebagian
besar dilepaskan setiap 1-3 jam dengan pergantian periode aktif dan tidak aktif.
Kelebihan
dari hormon hipofisa adalah hormon ini bisa disimpan dalam waktu lama sampai
dua tahun. Penggunaan hormon ini juga relatif mudah (hanya membutuhkan sedikit
alat dan bahan), tidak membutuhkan refrigenerator dalam penyimpanan, dosis
dapat diperkirakan berdasar berat tubuh donor dan resepien, adanya kemungkinan
terdapat hormon hormon lain yang memiliki sifat sinergik.
Kekurangan
dari teknik hipofisasi adalah adanya kemungkinan terjadi reaksi imunitas
(penolakan) dari dalam tubuh ikan terutama jika donor hipofisa berasal dari
ikan yang berbeda jenis, adanya kemungkinan penularan penyakit, adanya hormon
hormon lain yang mungkin akan merubah atau malah menghilangkan pengaruh hormon
gonadotropin.
2.2 Ovaprim
Ovaprim
adalah merek dagang bagi hormone analog yang mengandung 20µg analog salmon
gonadotropin releasing hormone (s GnRH) LHRH dan 10µg domperidone sejenis anti
dopamin, per milliliter (Nandeesha et al, 1990). Ovaprim digunakan sebagai agen
perangsang bagi ikan untuk memijah, kandungan sGnRHa akan menstimulus pituatari
untuk mensekresikan GtH I dan GtH II. Sedangkan anti dopamin menghambat
hipotalamus dalam mensekresi dopamin yang memerintahkan pituatari menghentikan
sekresi GtH I dan GtH II.
Kegunaan
Ovaprim antara lain :
a. menekan musim pemijahan
b. mengatur kematangan gonad selama
musim pemijahan normal
c. merangsang produksi sperma pada
jantan untuk periode waktu yang lama dan volume yang lebih banyak.
d. Merangsang pematangan gonad sebelum
musim pemijahan
e. Memaksimalkan potensi reproduksi
f. Mempertahankan materi genetic pada
beberapa ikan yang terancam punah
g. Mempersingkat periode pemijahan.
2.1 Ikan
Mas
Ikan mas
( chyprinus carpio) merupakan
salah satu jenis ikan komsumsi air tawar yang memiliki habitat asli meliputi
sungi berarus tenang sampai sedang dan diarea dangkal danau. Ikan mas
berkembang biak dengan bertelur, masa kawinnya pada daerah tropis pada saat
awal musim hujan. Ikan mas betina biasanya bertelur didekat tumbuhan yang ada
pada perairan yang dangkal dan ditembus oleh sinar matahari, telur-telur
tersebut kemudian menempel paa dedaunan.
Ikan mas adalah salah satu jenis ikan donor
hipofisa yang banyak digunakan dalam pemijahan buatan karena kelenjar ikan mas bersifat universal . artinya kelenjar
hipofisa ikan mas bisa didonor pada ikan yang spesiesnya sama ataupun ikan yang
resepiennya beda dengan ikan donor.
BAB III
METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada
hari sabtu, 15 Oktober 2011, bertempat di Balai Benih Ikan (BBI) Air Tawar
Bantimurung, Kab. Maros.
2.2 Alat dan Bahan
a.
Wadah dan Alat
Wadah
yang digunakan untuk pemijahan adalah waring hijau 2 buah ukuran 2 x 3 x 1 m3
dan memasukkan 6 buah substrak sebagai tempat menempelnya telur. Bak fiber ukuran 2 x 0,5 x 1 meter sebagai
wadah atau tempat penetasan telur.
Alat
yang digunakan dalam proses pemijahan hingga penyuntikan hormon pada induk
yaitu: Penyaring induk, Timbangan biasa, Baskom, Pisau, Talenan, Pingset, Alu
penggerus, Alat sentrifugs, dan Jarum injeksi (3 cm).
b.
Bahan
Bahan
yang digunakan ialah hipofisa dari Ikan donor ( ikan mas), Ovaprim, Ikan resepiens ( ikan mas) 2 pasang, dan Aquabides.
2.3 Metode
Dalam
pelaksanaanya ada beberapa metode yang dilakukan. Diantaranya adalah :
a. Pengambilan kelenjar hipofisa
Pengambilan
kelenjar hipofisa biasa dilakukan pada ikan donor yang spesiesnya memakai ikan
Mas sebagai donornya. Hal ini disebabkan kelenjar ikan mas bersifat universal.
Ada beberapa langkah pengambilan kelenjar
hipofisa pada ikan, dantaranya sebagai berikut :
1) Timbang ikan donor sesuai dengan
dosis. Sebagai contoh, jika berat induk betina 5 kg (2 ekor), dengan dosis
penyuntikan 2 dosis, maka ikan donor yang harus disiapkan adalah sebanyak 10
kg.
2) Potong ikan donor secara vertikal
pada bagian belakang tutup insang.
3) Letakkan potongan kepala ikan donor
dengan posisi mulut keatas, lalu potong lagi secara vertikal di atas mata di
bawah hidung. Otak akan terlihat diselimuti lendir atau lemak.
4) Angkat otak ikan dan buang lendirnya
dengan kapas atau tisue. Setelah bersih akan tampak butiran putih seperti beras
dalam lekukan tulang, itulah kelenjar hypopisa.
5) Ambil kelenjar hypopisa dengan
pinset, lalu letakan pada alu penggerus. Lakukan berulang-ulang hingga kelenjar
hypopisa dari setiap ikan donor habis. Setelah itu, hancurkan hypopisa dalam
gelas penggerus sampai halus.
6) Masukan 1 - 1,5 ml aquabides ke
dalam gelas penggerus dan aduk hingga merata. Agar lebih larut, putar dengan
sentrifugal atau pemusing.
7) Sedot larutan hypopisa dengan alat
suntik bervolume. Kemudian disuntikkan ke punggung ikan mas letaknya 3 sisik
dari atas dan 5 sisik dari tutup insang.
8) Hormone ovaprim dapat diperoleh
dibalai-balai produksi ikan. Karena hormone ini dibuat oleh pabrik yang
menggunakan SNI dari pemerintah. Ovraprim biasanya dibuat dari campuran ekstra
kelenjar hipofisa dan hormone mamalia. Penyuntikan dilakukan pada pasangan
induk kedua.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Manipulasi
hormon untuk kegiatan pemijahan dapat dilakukan dengan dua pendekatan, salah
satunya yaitu pendekatan hipofisa. Induk yang matang gonad tersebut disuntik
dengan hormon kelenjar hipofisa atau hormon perangsang lainnya, seperti
ovaprim. Walaupun kedua jenis hormonal tersebut sama sama mampu merangsang
induk dalam melakukan pemijahan, kedua jenis hormone tersebut masing masing
memilki kelebihan dan kekurangan tersendiri.
Kelenjar
hipofisa adalah kelenjar yang menghasilkan berbagai hormon, antara hormon yang
berkerja terhadap kelenjar kelamin jantan (testes) Maupun kelenjar kelamin
betina (kantong telur).
Ovaprim
digunakan sebagai agen perangsang bagi ikan untuk memijah, kandungan sGnRHa
akan menstimulus pituatari untuk mensekresikan GtH I dan GtH II. Sedangkan anti
dopamin menghambat hipotalamus dalam mensekresi dopamin yang memerintahkan
pituatari menghentikan sekresi GtH I dan GtH II.
Penyuntikan
yang dilakukan dengan menggunakan hormonal yaitu ovaprim dan hipofisa dalam pemijahan merupakan
salah satu upaya untuk memperbanyak keturunan pada ikan. Beberapa perbedaan pengaruh
antara pemakaian hormon hipofisa dengan horman ovaprim.
Pada
penelitian ini diberikan dua perlakuan yaitu pada perlakuan pertama untuk
pasangan induk ikan yang pertama dengan penyuntikan hormone ovaprim dan pada
perlakuan kedua dengan penyuntikan hormone hipofysa dari ikan donor terhadap
pasangan induk ikan yang kedua.
Secara
umum perbedaan yang sangat terlihat yaitu dilihat dari perbedaan tingkah laku. pada
penggunaan hormone Hipofisa, ikan relative diam pada saat setelah dilakukannya
penyuntikan hal ini karena adanya kandungan ekstrak yang terbawa dari kelenjar
hipofisa yang masuk dalam otot ikan yang menyebabkan ikan terasa kaku. Perlu
diingat juga bahwa penyuntikan dengan menggunakan hormone hipofisa memungkinkan
terjadinya reaksi imunitas (penolakan) dari dalam tubuh ikan yang nantinya ikan
akan terkena infeksi. Akan tetapi, hasil yang diperoleh dari penelitian yaitu
perlakuan dengan hipofisa belum terjadi ransangan terhadap induk ikan itu
karena ada sedikit kesalahan pada saat dilakukan penyuntikan hipofisa, mungkin
karena posisi suntik, atau letak penyuntikan pada tubuh ikan yang kurang tepat
sehingga menghambat reaksi hormone tersebut .
Pada
penyuntikan hormone ovaprim pada induk
ikan mas terlihat reaksinya lebih cepat, pada saat penyuntikan pada sore hari
dan reaksi sudah mulai terlihat sebelum tengah malam. Hal itu karena hormone
ovaprim yang dihasilkan dari hormon ikan dan mamalia ini diproses / dibuat oleh
pabrik yang sesuai dengan SNI untuk pemijahan ikan.
BAB V
PENUTUP
5.1 kesimpulan
Perbedaan
yang sangat terlihat yaitu dilihat dari perbedaan tingkah laku,pada penggunaan
hormone Hipofisa ikan relative diam pada saat setelah dilakukannya penyuntikan hal
ini karena adanya kandungan ekstrak yang terbawa dari kelenjar hipofisa yang
masuk dalam otot ikan yang menyebabkan ikan terasa kaku. Perlu diingat juga
bahwa penyuntikan dengan menggunakan hormone hipofisa memungkinkan terjadinya
reaksi imunitas (penolakan) dari dalam tubuh ikan yang nantinya ikan akan
terkena infeksi.
Pada
penyuntikan hormone ovaprim pada induk
ikan mas terlihat reaksinya lebih cepat, pada saat penyuntikan pada sore hari
dan reaksi sudah mulai terlihat sebelum tengah malam. Hal itu karena hormone
ovaprim yang dihasilkan dari hormon ikan dan mamalia ini diproses / dibuat oleh
pabrik yang sesuai dengan SNI untuk pemijahan ikan.
5.2 saran
Pada
saat melakukan pemijahan atau penyuntikan pada induk ikan kita perlu lebih
teliti agar hasil yang diperoleh sesuai harapan. Saran saya dalam pembuatan laporan
berikutnya, sebaiknya referensi anda pakai lebih banyak agar mempermudah anda
dalam pembuatan laporan anda.
DAFTAR PUSTAKA
muthiullah.blogspot.com/2009/03/hipofisa-dan-ovaprim.html),
diakses 6 oktober 2011.
Poberson,N.,Ramadhania,R. 2011. Budidaya
perikanan ikan mas
(Cyprinus carpio). (online), ( http://pobersonaibaho.wordpress.
com/2011/03/25/lapora-praktikum-biologi-ikan-mas-tkg-ikg-fekunditas/.), diakses
7 november 2011.
Sudarwanto,Y. 2010. HIPOFISASI. Fisiologi Reproduksi Biota Air. (online),