Sabtu, 03 September 2016

laporan praktikum teknik hipofisasi di BBI Bantimurung Maros

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PEMBENIHAN
( Teknik Hipofisasi )



OLEH :
Muh. Risal RG
STK 49020








BUDIDAYA PERAIRAN
SEKOLAH TINGGI TEHKNLOGI KELAUTAN
(STITEK) BALIK DIWA MAKASSAR
2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah Swt, karena atas Rahmat-Nya laporan ini dapat diselesaikan. Laporan ini kami susun berdasarkan hasil praktikum di BBI air Tawar Bantimurung serta hasil studi / penelusuran literatur dari internet bertujuan sebagai pelengkap tugas mata kuliah kami.
Penyusunan laporan ini dibuat sebagai salah satu tugas Mata Kuliah “Teknologi Pembenihan”, yang membahas tentang teknik hipofisasi. Pada kesempatan ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang turut  membantu dalam penyusunan laporan ini hingga selesai.


Makassar, 7 November  2011
Penyusun


Penulis





DAFTAR ISI
SAMPUL.............................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ ii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 2
1.3 Tujuan Makalah........................................................................................... 2
1.4 Manfaat Makalah......................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 3
2.1 Hipofisa......................................................................................................... 3
2.2 Ovaprim......................................................................................................... 3
2.3 Biologi Ikan Mas.......................................................................................... 4
BAB III METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat...................................................................................... 9
3.2 Alat dan Bahan............................................................................................ 9
3.3 Prosedur Kerja............................................................................................. 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan....................................................................................... 11
4.2 Pembahasan................................................................................................ 16
BAB V PENUTUP
5.1Kesimpulan................................................................................................... 18
5.2 Saran............................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Perkembangan produksi budidaya air tawar di Indonesia ini sangat pesat. Perkembangan ini terjadi pada ikan produksi, ikan konsumsi dan ikan hias. Diantara komoditas ikan tersebut salah satunya adalah ikan mas (Cyprinus carpio). Peningkatan produksinya pada tahun 2005 – 2007 mencapai kisaran 15 % pertahunnya (MAI, 2008). Peningkatan produksi ini erat kaitannya dengan produksi benih ikan air tawar itu sendiri. Namun demikian, produksi ikan memiliki kendala tersendiri dalam pemenuhan permintaannya. Diantaranya yaitu pemijahan induk yang tergantung musim dan kualitas telur yang tidak menentu. Solusi yang dilakukan saat ini yaitu dengan melakukan pemijahan buatan induce breeding yang menggunakan ransangan hormonal pada stadia induk.
Stadia induk adalah ikan yang memiliki kemampuan untuk bereproduksi. Dalam stadia ini gonad ikan betina sudah dapat meproduksi telur dan ikan jantan sudah dapat memproduksi sperma. Gonad sebagai organ reproduksi ikan merupakan salah satu dari 3 komponen yang terlibat dalam reproduksi ikan, selain sinyal lingkungan dan sistem hormon. Dalam proses pematangan gonad, sinyal lingkungan yang diterima oleh sistem saraf pusat ikan itu akan diteruskan ke hipotalamus. Akibatnya, hipotalamus melepaskan hormon GnRH (Gonadotropin realizing hormone) yang selanjutnya bekerja pada kelenjar hipofisa. Hipotalamus dan hipofisa terletak di otak belakang ikan. Hal ini menyebabkan hipofisa melepasakan hormon Goadotropin-I yang berkerja pada gonad. Akibat kerja hormon gonadotropin-I tersebut, gonad dapat mensintesis testoteron dan estradiol-β. Estradiol-β selanjutnya akan merangsang hati mensintesis vitologenin yang merupakan bakal dari kuning telur. Vitologenein tersebut kemudian dibawa oleh aliran darah menuju gonad dan secara selektif akan diserap oleh Oosit. Akibat menyerap vitologenin, oosit tumbuh membesar sampai kemudian berhenti apabila mencapai ukuran maksimum (pada ikan mas, ukuran oosit adalah 900-1000 mikron meter). Setelah mencapai ukuran tersebut, telur tidak mengalami perubahan apapun. Pada kondisi ini dikatakan bahwa telur telah berada pada fase Dorman atau istirahat dan menunggu sinyal lingkungan lagi untuk dikeluarkan dari tubuh induk dalam proses pemijahan.
Lingkungan tempat hidup ikan bisa menghasilkan sinyal yang kemudian diterima oleh sistem saraf pusat dan diteruskan ke hipotalamus. Akibatnya, hipotalamus ini melepaskan hormon GnRH. Hormon ini selanjutnya bekerja pada kelenjar hipofisa. Akibatnya, hipofisa ini menyekresikan hormon Gondotropin –II yang bekrja pada gonad. Akibat hormon gonadotropin-II, goanad menyintesis hormon steroid pemicu pematangan (naturation inducing steroid) yang menyebabkan inti telur mengalami migrasi dan peleburan, lalu dilanjutkan dengan proses ovulasi. Ovulasi adalah proses keluarnya telur dari tubuh induk. Telur yang dikeluarkan pada proses ovulasi tersebut telah mencapai kamatangan fisiologis dan siap dibuahi oleh sperma.
Perangsangan pemijahan ikan secara hormonal dilakukan dengan menyuntikan hormon tertentu kedalam ke tubuh ikan. Hormon tersebut masuk ke dalam sistem sirkulasi darah ikan dan ketika mencapai organ target (Gonad) langsung berkerja dan mempengaruhi organ tersebut. Dengan demikian, perangsangan pemijahan secara hormonal ini merupakan upaya by pass cara kerja hormon dalam sistem reproduksi ikan. Perangsangan pemijahan ikan secara hormonal ini sanagat bermanfaat untuk :
1.    memijahkan ikan yang sistem saraf pusatnya sulit dipengaruhi oleh sinyal lingkungan atau kalaupun bisa pembangkitan sinyal lingkungan tersebut sulit dan mahal serta belum diketahuinya sinyal lingkungan yang bisa mempengaruhi sistem saraf pusat ikan tersebut.
2.    memijahkan ikan diluar musim pemijahannya (out season), terutama pada ikan yang mengenal musim pemijahan tertentu.
Hormon untuk merangsang pemijahan antara lain golongan gonadotropin. LHRH-a, dan steroid. Gonadotropin adalah hormon berbahan baku protein yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa. Hormon ini memanipulasi gonad sehingga bisa matang dan berovulasi. Hormon gonadotropin bisa berbentuk ekstrak kelenjar hipofisa ikan dan gonadotropin mamalia (seprti HCG = Human chorionic gonadotropin; LH = luteinizing hormon; FSH = follicle stimulating hormon; dan PMSG = pregnant mare serum gonadotropin). Penggunaan hormon gonadotropin bisaanya merupakan kombinasi antara ekstrak kelenjar hipofisa ikan dan gonadotropin mamalia.
LHRH (luteinizing hormon releasing hormon) adalah hormon dari golongan protein yang dihasilkan oleh hipotalamus. Hormon ini molekulnya sagat kecil dibandingkan dengan hormon golongan lainnya, yakni terdiri dari 10 asam amino (dekapeptida). LHRH sebanarnya sama persis dengan GnRH. Karena LHRH waktu paruhnya pendek sehingga mudah terurai dari dalam tubuh maka para ahli menciptakan LHRH sintesis yang lebih tahan. LHRH jenis ini sering dikenal dengan LHRH-analog (LHRH-a). jika hormon yang digunakan adalah LHRH, berarti manipulasi yang dilakukan berada pada tingkat hipofisa.
Disebagian besar masyarakat belum mengetahui akan kegunaan dari hormone ovaprim dan hipofisa. Masyarakat menengah kebawah, umumnya sering menggunakan pemijahan secara alami dan menunggu waktu atau musim ikan memijah. Sebetulnya, dengan menggunakan rangsangan hormone dalam tubuh ikan, pemijahan dapat dilakukan kapan saja asalkan gonad dalam tubuh ikan sudah mengalami pematangan. Tapi dalam penggunaan kedua hormone tersebut ada perbedaan pengaruh terhadap telur yang dihasilkan
1.2   Rumusan Masalah
Masalah yang akan dikaji dalam laporan ini adalah bagaimana pengaruh pemberian ransangan hormonal dengan penyuntikan ovaprim terhadap induk ikan mas ( Cyprinus carpio).
1.3  Tujuan
laporan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ransangan hormonal dengan penyuntikan ovaprim terhadap induk ikan mas ( Cyprinus carpio).
1.4   Kegunaan
Dapat menggambarkan kepada pembudidaya ikan tentang manfaat dan teknik pemberian ransangan hormonal dengan ovaprim terhadap induk ikan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hipofisa
Kelenjar hipofisa adalah kelenjar yang menghasilkan berbagai hormon, antara hormon yang berkerja terhadap kelenjar kelamin jantan (testes) Maupun kelenjar kelamin betina (kantong telur).
Kelenjar hipofisa ini terletak disebelah bawah bagian depan otak besar (dienchephala) sehingga jika bagian otak ini diangkat maka kelenjar ini akan tertinggal. Dengan demikian, untuk mengambil kelenjar hipofisa maka tulang tengkorak harus di angkat terlebih dahulu.
Kelenjar hipofisa terdiri dari 4 bagian yang memiliki masing-masing memiliki nama yang berbeda. Adapun urutan-urutan bagian dari kelenjar hipofisa ini dari dpan kebelakang adalah Pars tubelaris, pars anterior, pars intermedius dan neurophysis.
Pars anterior mempunyai peranan penting bagi pembiakan karena menghasilkan hormon gonadotropin yang bekerja terhadap gonad. Bagian inilah yang sebenarnya memgang peranan penting dalam melaksanakan pemijahan. Dalam hormon gonadotropin yang mampu merangsang pembiakan afalah follicle stimulating hormon (FSH-like Hormon) dan luteineizing hormon (LH-like hormon).
FSH bekerja untuk merangsang perkembangan gonad hingga matang kelamin karena terjadi perubahan manjadi sel telur. LH bertugas untuk meransang ovulasi, yaitu kelurnya telur dari polikel telur kemudian masuk kedalam saluran telur dan keluar dari lubang urogenital.
Hipofisa mengendalikan fungsi dari sebagian besar kelenjar endokrin lainnya. Hipofisa dikendalikan oleh hipotalamus, yaitu bagian otak yang terletak tepat diatas hipofisa. Dengan mengetahui kadar hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang berada dibawah kendali hipofisa (kelenjar target), maka hipotalamus atau hipofisa sesuai bisa menentukan berapa banyak perangsangan atau penekanan yang diperlukan oleh hipofisa sesuai dengan akivitas kelenjar target.
Hormon yang dihasilkan oleh hipofisa tidak semuanya dilepaskan terus menerus. Sebagian besar dilepaskan setiap 1-3 jam dengan pergantian periode aktif dan tidak aktif.
Kelebihan dari hormon hipofisa adalah hormon ini bisa disimpan dalam waktu lama sampai dua tahun. Penggunaan hormon ini juga relatif mudah (hanya membutuhkan sedikit alat dan bahan), tidak membutuhkan refrigenerator dalam penyimpanan, dosis dapat diperkirakan berdasar berat tubuh donor dan resepien, adanya kemungkinan terdapat hormon hormon lain yang memiliki sifat sinergik.
Kekurangan dari teknik hipofisasi adalah adanya kemungkinan terjadi reaksi imunitas (penolakan) dari dalam tubuh ikan terutama jika donor hipofisa berasal dari ikan yang berbeda jenis, adanya kemungkinan penularan penyakit, adanya hormon hormon lain yang mungkin akan merubah atau malah menghilangkan pengaruh hormon gonadotropin.
2.2  Ovaprim
Ovaprim adalah merek dagang bagi hormone analog yang mengandung 20µg analog salmon gonadotropin releasing hormone (s GnRH) LHRH dan 10µg domperidone sejenis anti dopamin, per milliliter (Nandeesha et al, 1990). Ovaprim digunakan sebagai agen perangsang bagi ikan untuk memijah, kandungan sGnRHa akan menstimulus pituatari untuk mensekresikan GtH I dan GtH II. Sedangkan anti dopamin menghambat hipotalamus dalam mensekresi dopamin yang memerintahkan pituatari menghentikan sekresi GtH I dan GtH II.
Kegunaan Ovaprim antara lain :
a.    menekan musim pemijahan
b.    mengatur kematangan gonad selama musim pemijahan normal
c.    merangsang produksi sperma pada jantan untuk periode waktu yang lama dan volume yang lebih banyak.
d.    Merangsang pematangan gonad sebelum musim pemijahan
e.    Memaksimalkan potensi reproduksi
f.     Mempertahankan materi genetic pada beberapa ikan yang terancam punah
g.    Mempersingkat periode pemijahan.

2.1  Ikan Mas
Ikan mas ( chyprinus carpio) merupakan salah satu jenis ikan komsumsi air tawar yang memiliki habitat asli meliputi sungi berarus tenang sampai sedang dan diarea dangkal danau. Ikan mas berkembang biak dengan bertelur, masa kawinnya pada daerah tropis pada saat awal musim hujan. Ikan mas betina biasanya bertelur didekat tumbuhan yang ada pada perairan yang dangkal dan ditembus oleh sinar matahari, telur-telur tersebut kemudian menempel paa dedaunan.
Ikan mas adalah salah satu jenis ikan donor hipofisa yang banyak digunakan dalam pemijahan buatan karena kelenjar ikan mas bersifat universal . artinya kelenjar hipofisa ikan mas bisa didonor pada ikan yang spesiesnya sama ataupun ikan yang resepiennya beda dengan ikan donor.

BAB III
METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada hari sabtu, 15 Oktober 2011, bertempat di Balai Benih Ikan (BBI) Air Tawar Bantimurung, Kab. Maros.
2.2 Alat dan Bahan

a.    Wadah dan Alat
Wadah yang digunakan untuk pemijahan adalah waring hijau 2 buah ukuran 2 x 3 x 1 m3 dan memasukkan 6 buah substrak sebagai tempat menempelnya telur.  Bak fiber ukuran 2 x 0,5 x 1 meter sebagai wadah atau tempat penetasan telur.
Alat yang digunakan dalam proses pemijahan hingga penyuntikan hormon pada induk yaitu: Penyaring induk, Timbangan biasa, Baskom, Pisau, Talenan, Pingset, Alu penggerus, Alat sentrifugs, dan Jarum injeksi (3 cm).

b.    Bahan
Bahan yang digunakan ialah hipofisa dari Ikan donor ( ikan mas), Ovaprim, Ikan resepiens ( ikan mas) 2 pasang, dan Aquabides.

2.3 Metode
Dalam pelaksanaanya ada beberapa metode yang dilakukan. Diantaranya adalah :
a.    Pengambilan kelenjar hipofisa
Pengambilan kelenjar hipofisa biasa dilakukan pada ikan donor yang spesiesnya memakai ikan Mas sebagai donornya. Hal ini disebabkan kelenjar ikan mas bersifat universal.
 Ada beberapa langkah pengambilan kelenjar hipofisa pada ikan, dantaranya sebagai berikut :
1)    Timbang ikan donor sesuai dengan dosis. Sebagai contoh, jika berat induk betina 5 kg (2 ekor), dengan dosis penyuntikan 2 dosis, maka ikan donor yang harus disiapkan adalah sebanyak 10 kg.
2)    Potong ikan donor secara vertikal pada bagian belakang tutup insang.
3)    Letakkan potongan kepala ikan donor dengan posisi mulut keatas, lalu potong lagi secara vertikal di atas mata di bawah hidung. Otak akan terlihat diselimuti lendir atau lemak.
4)    Angkat otak ikan dan buang lendirnya dengan kapas atau tisue. Setelah bersih akan tampak butiran putih seperti beras dalam lekukan tulang, itulah kelenjar hypopisa.
5)    Ambil kelenjar hypopisa dengan pinset, lalu letakan pada alu penggerus. Lakukan berulang-ulang hingga kelenjar hypopisa dari setiap ikan donor habis. Setelah itu, hancurkan hypopisa dalam gelas penggerus sampai halus.
6)    Masukan 1 - 1,5 ml aquabides ke dalam gelas penggerus dan aduk hingga merata. Agar lebih larut, putar dengan sentrifugal atau pemusing.
7)    Sedot larutan hypopisa dengan alat suntik bervolume. Kemudian disuntikkan ke punggung ikan mas letaknya 3 sisik dari atas dan 5 sisik dari tutup insang.
8)    Hormone ovaprim dapat diperoleh dibalai-balai produksi ikan. Karena hormone ini dibuat oleh pabrik yang menggunakan SNI dari pemerintah. Ovraprim biasanya dibuat dari campuran ekstra kelenjar hipofisa dan hormone mamalia. Penyuntikan dilakukan pada pasangan induk kedua.




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Manipulasi hormon untuk kegiatan pemijahan dapat dilakukan dengan dua pendekatan, salah satunya yaitu pendekatan hipofisa. Induk yang matang gonad tersebut disuntik dengan hormon kelenjar hipofisa atau hormon perangsang lainnya, seperti ovaprim. Walaupun kedua jenis hormonal tersebut sama sama mampu merangsang induk dalam melakukan pemijahan, kedua jenis hormone tersebut masing masing memilki kelebihan dan kekurangan tersendiri.
Kelenjar hipofisa adalah kelenjar yang menghasilkan berbagai hormon, antara hormon yang berkerja terhadap kelenjar kelamin jantan (testes) Maupun kelenjar kelamin betina (kantong telur).
Ovaprim digunakan sebagai agen perangsang bagi ikan untuk memijah, kandungan sGnRHa akan menstimulus pituatari untuk mensekresikan GtH I dan GtH II. Sedangkan anti dopamin menghambat hipotalamus dalam mensekresi dopamin yang memerintahkan pituatari menghentikan sekresi GtH I dan GtH II.
Penyuntikan yang dilakukan dengan menggunakan hormonal yaitu  ovaprim dan hipofisa dalam pemijahan merupakan salah satu upaya untuk memperbanyak keturunan pada ikan. Beberapa perbedaan pengaruh antara pemakaian hormon hipofisa dengan horman ovaprim.
Pada penelitian ini diberikan dua perlakuan yaitu pada perlakuan pertama untuk pasangan induk ikan yang pertama dengan penyuntikan hormone ovaprim dan pada perlakuan kedua dengan penyuntikan hormone hipofysa dari ikan donor terhadap pasangan induk ikan yang kedua.
Secara umum perbedaan yang sangat terlihat yaitu dilihat dari perbedaan tingkah laku. pada penggunaan hormone Hipofisa, ikan relative diam pada saat setelah dilakukannya penyuntikan hal ini karena adanya kandungan ekstrak yang terbawa dari kelenjar hipofisa yang masuk dalam otot ikan yang menyebabkan ikan terasa kaku. Perlu diingat juga bahwa penyuntikan dengan menggunakan hormone hipofisa memungkinkan terjadinya reaksi imunitas (penolakan) dari dalam tubuh ikan yang nantinya ikan akan terkena infeksi. Akan tetapi, hasil yang diperoleh dari penelitian yaitu perlakuan dengan hipofisa belum terjadi ransangan terhadap induk ikan itu karena ada sedikit kesalahan pada saat dilakukan penyuntikan hipofisa, mungkin karena posisi suntik, atau letak penyuntikan pada tubuh ikan yang kurang tepat sehingga menghambat reaksi hormone tersebut .
Pada penyuntikan  hormone ovaprim pada induk ikan mas terlihat reaksinya lebih cepat, pada saat penyuntikan pada sore hari dan reaksi sudah mulai terlihat sebelum tengah malam. Hal itu karena hormone ovaprim yang dihasilkan dari hormon ikan dan mamalia ini diproses / dibuat oleh pabrik yang sesuai dengan SNI untuk pemijahan ikan.



BAB V
PENUTUP

5.1 kesimpulan

Perbedaan yang sangat terlihat yaitu dilihat dari perbedaan tingkah laku,pada penggunaan hormone Hipofisa ikan relative diam pada saat setelah dilakukannya penyuntikan hal ini karena adanya kandungan ekstrak yang terbawa dari kelenjar hipofisa yang masuk dalam otot ikan yang menyebabkan ikan terasa kaku. Perlu diingat juga bahwa penyuntikan dengan menggunakan hormone hipofisa memungkinkan terjadinya reaksi imunitas (penolakan) dari dalam tubuh ikan yang nantinya ikan akan terkena infeksi.
Pada penyuntikan  hormone ovaprim pada induk ikan mas terlihat reaksinya lebih cepat, pada saat penyuntikan pada sore hari dan reaksi sudah mulai terlihat sebelum tengah malam. Hal itu karena hormone ovaprim yang dihasilkan dari hormon ikan dan mamalia ini diproses / dibuat oleh pabrik yang sesuai dengan SNI untuk pemijahan ikan.

5.2 saran
Pada saat melakukan pemijahan atau penyuntikan pada induk ikan kita perlu lebih teliti agar hasil yang diperoleh sesuai harapan. Saran saya dalam pembuatan laporan berikutnya, sebaiknya referensi anda pakai lebih banyak agar mempermudah anda dalam pembuatan laporan anda.


DAFTAR PUSTAKA

Mukhlas, 2009. Hipofisa dan ovaprim. Aquakultur. (online), (http://mukhlas
muthiullah.blogspot.com/2009/03/hipofisa-dan-ovaprim.html), diakses 6 oktober 2011.

Poberson,N.,Ramadhania,R. 2011. Budidaya perikanan ikan mas
(Cyprinus carpio). (online), ( http://pobersonaibaho.wordpress. com/2011/03/25/lapora-praktikum-biologi-ikan-mas-tkg-ikg-fekunditas/.), diakses 7 november 2011.

Sudarwanto,Y. 2010. HIPOFISASI. Fisiologi Reproduksi Biota Air. (online), 
(http://sijulius-perikanan.blogspot.com/), diakses 3 november 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar